Kamis, 11 Januari 2018

CULTURE SHOCK YANG DIALAMI DISNEYLAND DI PERANCIS

CULTURE SHOCK YANG DIALAMI DISNEYLAND DI PERANCIS
Keguncangan budaya atau culture shock  adalah guncangan jiwa atau mental masyarakat karena belum adanya kesiapan untuk menerima kebudayaan asing yang datang secara tiba-tiba. Masyarakat yang terdiri atas beberapa ras, suku, bangsa, agama, ideologi, pekerjaan, dan latar belakang budaya yang berbeda akan memudahkan timbulnya pertentangan dan guncangan-guncangan sosial. Lalu kenapa seseorang atau kelompok bisa mengalami culture shock? Hal itu bisa terjadi karena perbedaan budaya yang signifikan secara tiba-tiba memasuki wilayah baru yang didalamnya terdapat masyarakat yang mempunyai kebudayaan sendiri. Perbedaan budaya yang signifikan tersebut membuat masyarakat enggan untuk menerimanya karena mereka merasa kebudayaan asing tersebut tidak cocok dan tidak sama dengan kebudayaannya sendiri.
Lalu bagaimana jika culture shock terjadi dalam dunia bisnis? Tentu saja itu akan sangat merugikan suatu perusahaan. Seperti kasus yang dialami Disneyland di Paris. Karena perbedaan budaya antara Amerika dan Perancis yang kurang diperhatikan oleh Disneyland membuat saham mereka turun.
Turunnya saham mereka disebabkan karena dengan dibangunnya taman tersebut secara tidak langsung telah membawa budaya Amerika ke Paris, sedangkan penduduk Paris merasa kebudayaan mereka akan tersingkir oleh budaya Amerika yang suka mendominasi pasar Eropa Barat.
Kegagalan dan kesalahan pola budaya perusahaan yang dilakukan Disney di Paris, disebabkan oleh adanya kesalahan penafsiran budaya. Disney beranggapan bahwa apa yang diterapakan dan sukses di USA dan Jepang akan sukses pula di Perancis. Disney seharusnya mengadakan riset dahulu tentang bagaimana budaya orang Perancis agar pola budaya perusahaan dapat disesuaikan dengan kultur setempat dan diterapkan di Perancis. Setelah Disney merubah strateginya yaitu dengan merubah nama perusahaannya menjadi Disney land Paris, merubah makanan dan pakaian yang ditawarkan sesuai pola budaya setempat, harga tiket dipotong sepertiganya, terbukti jumlah pengunjung Disney di Paris mengalami kenaikan.


Dari kasus tersebut dapat kita lihat jika culture shock terjadi melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan itu antara lain:

1.      The honeymoon phase

Suatu tahapan di mana kamu akan merasa bahagia setibanya di negara baru, apalagi negara yang belum pernah kamu kunjungi sebelumnya. Seperti yang Diney rasakan, mereka berfikir bahwa membangun Disney di Paris bisa sesukses di USA.

2.      The crisis phase

Yaitu perbedaan di negara baru tidak pas baik itu makanannya, sistem jual beli, pakaian, cara berfikir dan merasa kesepian. Pada tahap ini Disney mengalami masalah dalam penyesuaian makanan dan sistem jual beli. Setelah Disney menyesuaikan makanan di foodccourtnya dengan makanan yang disukai orang Paris dapat menaikkan jumlah pengunjung. Tidak hanya penyesuaian makanan, pemotongan harga tiket menjadi sepertiganya juga terbukti bisa meningkatkan jumlah pengunjung.

3.      The adjustment phase

Dalam fase ini, kamu sudah mulai bisa berinteraksi dengan lingkungan di negara baru. Karena penyesuaian yang telah dilakukan Disney, mereka secara perlahan mulai maju dan bisa mengejar target.

4.      Bi-cultural phase

Kamu merasa nyaman hidup dengan dua kebudayaan sekaligus. Ini merupakan indikasi bagus, karena kamu telah berhasil melalui suatu seleksi alam kecil. Disneyland tidak mengalami tahap ini karena Disneyland di Paris menyesuaikan budaya setempat tetapi pada kenyatannya dengan keadaan seperti itu bisa membuat Disney beroperasi lancar sama seperti Diney yang ada di negara lain.


Sumber: http://www.hotcourses.co.id/study-abroad-info/once-you-arrive/culture-shock-dan-cara-mengatasinya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ALTER EGO

“The Second of Me” Alter ego berasal dari bhasa latin yang berarti “aku yang kedua” atau “aku yang lain”. Alter ego merupakan penya...